Ibu
Ibu
adalah sosok wantita yang luar biasa buat saya, karena ibu saya terlahir
kedunia ini, berkat ibu saya tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan baik.
Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, ibu tidak akan mebiarkan
kita sakit, kelaparan dan banyak lagi. Ibu meraeat kita saat kita sakit, ibu yang memberikan obat
untuk kita, ibu sangan mengkhawatirkan kondisi kesehatan kita. Waktu kita kecil
ibu yang menggunakan kita pakaian, memberikan makan, memberikan susu, ibu juga
yang menggendong. Apakah kalian tahu betapa besar pengorbanan seorang ibu???
sungguh besar pengorbanan seorang ibu untuk anakanya mulai dari mengandung,
fase-fase hamilnya, menahan rasa sakit saat kontraksi terjadi, mempertaruhkan
nyawanya untuk melahirkan kita anaknya.
Mungkin seorang ibu merasa senang
ketika mengethui bahwa ia sdang mengandung dan sebentar lagi akan menjadi
seorang ibu. ibu merasa mual-mual di awal kehamilannya, gidam ini dan itu hanya
untuk memenuhi keinginan sang jabang bayinya. Setelah melewti fase mual dan
ngidam masuklah fase kontraksi, fase kontraksi biasnya pada kehamilan beruur
tujuh bulan. Kontrksi adalah di mana perut ibu merasa keram atau sakit karena
sang bayi ingin segera keluar dari perut sang ibu, di fase ini ibu harus
menahan sakit yang luar biasa. Sudah lewat fase ini masuklah fase kelahiran,
pada saat ini ibu mempertaruhkan nyawanya antara hidp dan mati untuk
mengeluarkan sang anak.
Setelah sang anak lahir, meneteslah
air mata ibu, air mata kebahagian melihat wajah sang anak yang selama ini ia
kandung selama 9 Bulan 10 Hari. Lalu sang Ayah meng-Adzani dan meng-Qomati sang
anak supaya menjadi anak yang taat kepada Sang Maha Kuasa. Mulailah perjalanan
sang ibu di mulai, ibu memberikan ASI (Air Susu Ibu) untuk anaknya ketika buah
hatinya itu menangis karena haus. Selalu bangun tengah malam untuk menyusui
sang anak ketika ia bangun tengah malam, mengganti popoknya ketika ia pipis dan
pup, ibu juga belajar memandikn anaknya yang masih sangat kecil umurnya.
Ibu juga yang menyucikan pakaian
kotor kita ketika kecil, mengurus rumah, memasak untuk makan keluarganya.
Sungguh luar biasa pengorbanan ibu untuk kita anaknya. Ketika kita besar apa
yang bisa kita berikan untuk membalas jasa dan pengorbanan ibu kita yang telah
banyak mengeluarkan tenaga dan semua perhatiannya kepada kita??? Surga ada di telapak kaki ibu, itu adalah
kalimat yang sering kita dengar selama ini. Jika surga ada di telapak kaki ibu,
kenapa masih banyak anak yang durhaka kepada ibunya??. Menghina, membohongi,
membenci, memaki ibunya sendiri, apa ia tidak pernah tahu apa yang ia lakukan
itu akan menyakiti perasaan hati sang ibunda tercinta.
Seorang ibu hanya bisa terdiam dan
menangis ketika anaknya memperlakukan ibunya seperti itu, padahal ibunya dahulu
tidak pernah memperlakukan anaknya seperti ia melakukan itu kepada ibunya. Ibu
hanya berharap anaknya tumbuh dewasa menjadi anak yang berbakti kepada orang
tua, tetapi sang ibu tidak menyangka
anaknya tumbuh menjadi anak yang kurang ajar tidak sopan dan tidak memiliki etika
terhadap orangtua. Seorang ibu hanya menginginkan yang terbaik untuk anaknya
dimasa depan bukan ingin menjerumuskan anaknya. ketika sang anak belum menikah
atau memiliki keluarga, sang anak masih tetap menyayangi sang ibu, ketika telah
menikah dan memiliki keluarga sendiri, ketika sang ibu sudah mulai menua, mulai
lupa tentang semua kenangan yang ibu miliki dulu. Mungkin karena merasa telah
menyusahkan, sang anak berfikir ntuk menelantarkan sang ibu ke jalanan atau
menitipkannya dipanti jompo atau panti sosial.
Apa hanya alasan seperti itu kita
berhak meninggalkan ibu kita di jalanan atau di panti sosial dan panti jompo.
Jika kita lihat kebelakang lagi kita sebagai anaklah yang lebih merepotkan
orangtua kita, sejak kecil sampai besar kita di rawat, di beri kasih sayang, di
beri tempat untuk tinggal yang nyaman. Tetapi ketikaanak sudah memiliki
keluarga dan tidak merasa nyaman kehadiran ibu di tengah-tengah keluarga maka
kamu mengusirnya. Sungguh kejam perbuatan seorang anak terhadap ibunya,
memperlakukan ibunya seperti ia memperlakukan barang, sudah merasa puas dengan
apa yang ia dapat dan jika merasa barang itu sudah tidak di butuhkannya lalu ia
buang ke tempat sampah. Ketika ibumu sakit dan membutuhkan kamu di sisinya apa
yang harus di lakukan oleh ibu, apalagi kamu menitipkan ibu di tempat di mana
ia jauh dari keluarga dan anaknya sendiri. Sedangkan kalian tidak pernah tahu
keadaan ibumu apalagi sampai ibumu meninggal, kamu belum sempat meminta maaf,
belum sempat membahagiakannya, tetapi ibumu sudah di ambil oleh Sang Maha
Pencipta. Apa yang kalian rasakan sebagai anak yang durhaka kepada ibumu, hanya
ada penyesalan yang tersisa di dalam diri kamu, meyesal karena tidak merawat
dan menjaga ibumu.
Bagi
kalian yang masih memiliki ibu, sayangilah ibumu, bahagiakanlah ibumu, rawat
mereka sebagaman ibumu merawat kamu waktu kecil. Kasih mereka sepanjang masa,
pengorbanan ibu sungguh luar biasa. Jangan pernak kamu mengecewakan ibumu yang
sangat berharap pada kamu untuk bisa menjadi anak yang berbakti kepada orangtua
dan membahagiakan orang di sekeliling kamu. Cukup untuk bisa berkumpul dn
merasakan hangatnya kasih sayang keuarga, Ibu akan lebih bahagia jika melihat
anaknya bahagia. Itulah kebahagian ibumu yang sebenarnya
TIDAK BUTUH UANG
UNTUK MEMBAHAGIAKAN ORANGTUA TETAPI KASIH SAYANG YANG TULUS ANAKLAH YANG
MEMBUAT IBU BAHAGIA. UANG TIDAK BISA MEMBERIKA KEBAHAGIAN YANG UTUH..
Salam
Sayang
Nur’ul Hafizah
( Penulis )
Komentar
Posting Komentar